Hamdhani Sambut Hangat Kalteng Wilayah Pertanian Organik

banner 468x60

Area Borneo, Kotawaringin News  – Anggota Komisi IV DPR RI, Hamdhani menyambut hangat kesiapan Kalimantan Tengah dalam pemantapan program percepatan perluasan lahan pertanian. Ia menilai terobosan penting pengembangan pertanian organik seluas 300.000 hektare untuk lahan gambut di Kalimantan Tengah itu, perlu dukungan kuat berbagai kalangan. Dengan begitu, Kalteng akan sukses menjadi wilayah pertanian organik di Indonesia.

“Pasalnya, ke depan terobosan tersebut akan menandai Kalteng menjadi salah satu tonggak kebangkitan pertanian organik nasional,” kata anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah itu, dalam rilis yang dikirim dari Jakarta, Rabu (15/11/2017).

banner 336x280

Sebelumnya, Senin (13/11/2017), Hamdhani bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengikuti Rakor Percepatan Lahan Tanam Organik, di Palangka Raya, sebelum esoknya, Selasa (14/11/2017) bertolak ke Ibukota. Usai acara, Hamdhani, dan Menteri Amran, bersama Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengikuti sejumlah acara, di antaranya penanaman padi di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Senin (13/11/2017).

Setelah itu, rombongan yang diikuti pejabat di tingkat provinsi dan kabupaten, beserta TNI dan Polri, bergerak mengikuti kegiatan penanaman jagung di Kecamatan Gunung Timang, Kabupaten Barito Utara. Mentan Amran Sulaiman juga sempat memberikan kuliah umum di Universitas Palangka Raya.

Menurut Hamdhani, sukses Program Percepatan Perluasan Lahan membutuhkan leadership kuat, didukung akademisi dalam menciptakan harmoni antarkepentingan. Rekayasa agronomi dan lingkungan sebagai satu design teknologi, kata anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi NasDem itu, dapat melindungi keragaman hayati, identitas lokal dan lingkungan.

“Rekayasa sosial dan agribisnis mendesak dilakukan dalam menarik partisipasi masyarakat, memberdayakan, melindungi kepemilikan lahan, sekaligus menjamin pendapatan secara berkelanjutan,” urainya.

Karena itu, Hamdhani menilai, perlu membentuk Tim Percepatan Perluasan Lahan Pertanian Organik, ditopang oleh litbang perguruan tinggi untuk memperkuat perencanaan hingga implementasi, koordinasi lintas disiplin, lintas sektoral dan lintas kementerian/lembaga. Keberadaan tim, menurut mantan Senator asal Kalteng itu, akan semakin mempertegas komitmen politik pangan nasional, mengurangi gejolak dan imbas dinamika politik lokal, serta mewadahi aspirasi masyarakat.

Tiga daerah

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyiapkan lahan seluas 300 ribu hektare di tiga daerah untuk pertanian padi organik. Yaitu, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangka Raya. Untuk padi organik, Palangka Raya seluas 6.408 haktere, Pulang Pisau 100.565 haktare, dan Kapuas 191.027 haktere.

“Selain itu, juga disiapkan untuk pengembangan komoditas singkong di Kabupaten Seruyan seluas 40 ribu haktere, dan tebu di Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara 273.287 hektare,” kata Gubernur Sugianto Sabran saat Rapat Koordinasi dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan anggota Komisi IV DPR RI Hamdhani, di Aula Jayang Tingang, Kota Palangka Raya, Senin (13/11/2017).

Sugianto Sabran menyebutkan, untuk pengembangan pertanian terpadu itu, diperlukan investasi Rp15,62 triliun. Dana sebesar itu, termasuk untuk infrastruktur antara lain akses jalan, jaringan pengairan, sarana prasarana penunjang, dan alat mesin pertanian (alsintan).

“Legalitas lahan yang disiapkan ini masih masuk kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung. Nantinya diproyeksikan memerlukan tenaga kerja sebanyak 1.469.930 orang,” kata Gubernur Sugianto.

Dalam pidato selamat datang kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman itu, Gubernur Sugianto Sabran kembali mengenalkan konsep proyek unggulan berupa food estate yang akan digarap pada 2018. Mantan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu, menandaskan urusan lahan sudah selesai dipetakan sesuai arahan Menteri Amran saat kunjungannya beberapa waktu lalu, yang meminta Kalteng bergerak cepat dalam bidang produksi pangan.

Namun untuk keperluan tersebut, menurut Sugian, perlu kesiapan dana Rp15,62 triliun, khusus untuk food estate dan tidak termasuk prasarana pengembangan lainnya. Di antara yang difokuskan dalam program ini adalah pertanian padi organik, tebu, dan singkong.

“Food estate ini adalah pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terpadu bidang pertanian perkebunan hingga peternakan, dengan lahan cukup luas di Kalteng. Dana atau investasi yang diperlukan adalah Rp15,62 triliun,” paparnya.

Lahan yang disiapkan untuk padi organik adalah seluas 300 ribu ha. Terbagi di kawasan Kota Palangka Raya, Pulang Pisau, dan Kapuas. Kemudian pengembangan tebu seluas 273,2 ribu ha di Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara, serta pengembangan singkong 40 ribu ha di Seruyan.

Teguhkan kesepakatan

Sementara itu Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan kedatangnnya ke Kalteng untuk meneguhkan kesepakatan dengan sejumlah kepala daerah tentang target 300 ribu hekare pertanian padi organik, dan 100 ribu hektarea pertanian jagung. Ia memastikan, pihaknya siap menggelontorkan bantuan baik bibit, pupuk, maupun prasarana.

“Dulu kita impor jagung, sekarang sudah swasembada. Bahkan sudah ekspor. Permintaan banyak, tidak usah khawatir tidak ada pembeli. Kita harus genjot perluasan lahan, bibit sudah kita siapkan, juga pupuknya, tinggal berapa kebutuhan yang diinginkan kita kirim,” sebutnya.

Amran menyambut gembira kesiapan Pemprov Kalteng, dan daerah-daerah dalam program pengembangan lahan pertanian itu. Ia mencatat, sudah ada lahan seluas 300 ribu ha untuk pertanian padi organik, di dua kabupaten dan satu kota, sedangkan 100 ribu pertanian jagung akan dilakukan di beberapa daerah lainnya. (RO/KNews-1)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *