Mimpi Sutejo, Guru Honorer di Hari Guru Nasional Tahun 2017

banner 468x60

Romy

Pangkalan Bun, Kotawaringin News – Ingatkah masa sekolah? Di mana setiap orang memiliki kenangan dengan gurunya. Guru yang dianggap galak, baik, ganteng dan cantik.

banner 336x280

Meski demikian, dengan bermacam-macam kenangan, satu tujuan pahlawan tanpa tanda jasa itu yakni mendidik, dari ketidaktahuan menjadi tahu bagi seorang anak.

Tak hanya mendidik, guru juga bertugas memberikan ilmu pengetahuan bagi setiap anak orangtua yang menyerahkan anaknya untuk menuntut ilmu di sekolah.

Beberapa orang menyebut guru sebagai orangtua kedua di dunia ini. Pantas saja, sebagian masa hidup seorang anak dihabuskan di sekolah bersama guru-guru.

Karena besarnya jasa mereka bagi yang sudah lulus, terkadang muncul rasa rindu pada guru dan ingin bertemu dengannya, setelah lama tak bertemu, berbeda bagi yang masih sekolah bisa bertemu setiap hari.

Di Hari Guru Nasional 2017 ini, yang selalu diperingati pada tanggal 25 November. Guru-guru yang berjuang untuk memberikan pendidikan yang terbaik terhadap muridnya agar bisa berguna bagi keluarga dan bangsa.

Dibalik perjuangan mencerdaskan anak bangsa itu, ada sekelebat bayangan mimpi yang terus menghantui guru-guru di setiap pelosok daerah.

Seperti Sutejo, seorang guru honorer di Desa Kenambui, Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Sutejo bersama guru honorer se-Nusantara ini mungkin masih bisa bermimpi menjadi guru tetap, walaupun mimpi memiliki nomor induk pegawai (NIP) dirasa tak mungkin.

Bekerja di pelosok desa, bagi Sutejo bukan masalah meski harus tertatih-tatih dengan segala keterbatasan, baik teknologi atau pun informasi yang mengharuskan dirinya bolak-balik ke kabupaten untuk menyelesaikannya.

Tak hanya itu saja, kendala yang dihadapi guru honorer seperti Sutejo. Bertempat tinggal di kecamatan, ia harus menempuh perjalanan selama dua jam menuju ke sekolah tempat dia mengajar.

Menurut Sutejo, beratnya kondisi yang dihadapinya akan terus dihadapi, demi menularkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anak-anak.

“Cuma satu minta kami sebagai guru honorer, angkat kami menjadi guru tetap dan PNS, itu saja sudah cukup,” ucap Sutejo kepada Kotawaringin News, Sabtu (25/11/2017). (KNews-3)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *