PT SML Berkomitmen Melestarikan Lingkungan Hidup

Berpedoman pada Kriteria ISPO

banner 468x60

Kotawaringin News, Lamandau – PT Sawit Mandiri Lestari (SML) sebagai perusahaan yang telah tersertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup beserta isinya sebagai salah satu persyaratan bagi keberlanjutan bisnisnya. Dalam rangka mendukung komitmen ini, SML mengintegrasikan kebijakan perusahaan agar layak secara ekonomi serta menjalankan operasi yang penuh bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.

 

banner 336x280

Dalam implementasinya, PT SML berpedoman pada kriteria ISPO yaitu dengan melakukan identifikasi, pengelolaan dan pemantauan areal bernilai konservasi tinggi (HCV) dan juga Stok Karbon Tinggi (SKT) serta menjaga dan meningkatkan keanekaragaman hayati yang berada di sekitar area operasionalnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan dari proses yang baik, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

 

Pada tahun 2022, SML telah mengkaji komponen penentu area HCV-SKT di area operasionalnya. Dalam hal ini SML menggunakan jasa konsultan terakreditasi yaitu PT Greenera untuk mengkaji berbagai hal seperti keanakeragaman hayati, jasa lingkungan serta sosial-ekonomi dan budaya.

 

Manager Sustainability PT SML, Joko Triyanto menyampaikan saat ini SML telah menjalankan beberapa program khusus untuk area konservasi seperti pemasangan papan himbuan dan larangan, pemasangan patok tata batas serta monitoring dan patroli area HCV secara berkala.

 

“Sementara untuk program pengkayaan keanekaragaman hayati, SML telah membangun nursery dengan jenis tanaman lokal dan secara berkala melakukan indentifikasi dan monitoring. Tujuannya untuk meningkatkan keanekaragaman hayati ekosistem yang berada didalam maupun disekitar area operasional PT SML”, sebut Joko, Senin 4 Maret 2024.

Penanaman pohon. (Ist)

 

Berdasarkan hasil penilaian HCV-SKT yang dilakukan secara mandiri oleh Tim Sustainability SML, kondisi SKT-NKT PT SML masih bagus dengan tutupan berupa hutan atau non hutan yang memiliki potensi karbon yang cukup tinggi. Selain itu juga ditemukan 91 jenis flora, 2 diantaranya jenis yang dilindungi yakni Kempas (sarang dari lebah madu) dan manggeris dengan fungsi alami yang sama.

 

“Tidak hanya flora saja, namun di area HCV juga ditemukan 11 jenis fauna penting dan dilindungi diantaranya beruang madu, kancil, macan akar, monyet merah, burung betet dan bubut, burung elang hitam dan rangkok, burung ruai dan elang putih”, katanya.

 

Menurut Joko, keberadaan fauna ini menjadi indikator bahwa ekosistem di area PT SML masih terjaga dengan baik sehingga menjadi habitat yang nyaman dan aman bagi satwa liar. Joko juga memastikan, untuk menjamin keberlangsungan hidup satwa liar tersebut, sejak tahun 2019 PT SML telah mengelola koridor hutan untuk satwa liar seluas 33,94 hektar dan melakukan pemantauan terhadap satwa liar di koridor tersebut minimal 5 kali dalam satu tahun.

Melakukan pengukuran terhadap tumbuhan di kawasan konservasi. (Ist)

Lebih lanjut dikatakan Joko, PT SML juga melakukan pengkayaan koridor satwa dengan tali tambang dan penanaman pohon pada area terbuka serta melakukan sosialisasi kepada karyawan dan masyarakat desa yang berdampingan dengan area konservasi perusahaan.

 

Melalui program Best Manajemen Practice dalam mengelola dan memantau area HCV dan SKT tersebut, kata Joko, PT SML menepatkan diri menjadi bagian penting dari solusi dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dan diharapkan mendorong para pihak melakukan praktik-praktik pengelolaan terbaik dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, utamanya menjaga fungsi lindung pada areal yang bernilai konservasi tinggi. (Rls/BH)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *