Minyak Tak Dapat, Ratusan Nelayan Kubu Libur Melaut

banner 468x60

Tim

Kotawaringin News, Pangkalan Bun – Ratusan nelayan di Desa Kubu Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat, mengeluh. Dalam beberapa bulan terakhir, para nelayan tersebut kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak bersubsidi. Imbasnya, banyak nelayan yang libur melaut.

banner 336x280

Menurut salah seorang nelayan Kubu, Dayat, sekurangnya ada 240 nelayan yang aktif di Desa Kubu. Semuanya, kqta dia, kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi. Padahal, Kubu memiliki Statsiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan. Artinya, SPBU tersebut hanya melayani kebutuhan minyak bagi nelayan. “Seharusnya kami tidak kesulitan mendapatkan minyak untuk bahan bakar perahu kami.”

Dia melanjutkan, sebagian besar nelayan memilih meliburkan diri untuk melaut. Sementara, mereka bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. “Saya sudah 4 bulan tidak melaut. Ya karena gak dapat jatah minyak terus. Buat apa ada SPBU untuk nelayan jika saya ini juga sebagai nelayan malah kesulitan mendapatkan minyak.”

Senada, Tokoh Masyarakat Desa Kubu, Aliansyah mengatakan, SPBUN Kubu tersebut mendapat jatah sekira 70 ribu kiloliter BBM bersubsidi untuk para nelayan dalam setiap bulannya. Puluhan ribu kiloliter BBM bersubsidi tersebut dibagi dalam 14 pengiriman per bulan oleh Pertamina. “Kami sudah melakukan simulasi pembagian. Sebenarnya cukup saja, bahkan bisa lebih itu 70 ribu kiloliter minyak jika memang diperuntukan untuk nelayan yang jumlahnya sekitar 240 kapal.”

Sementara itu, pemilik SPBUN Kubu, H Napsul berkilah, kuota BBM bersubsidi dari pertamina untuk nelayan sangat minim. Dia mengakui, saat ini hanya sekitar 70 ribu kiloliter BBM bersubsidi yang dipasok pertamina untuk para nelayan. Padahal, kata dia, kebutuhan BBM bersubsidi bagi nelayan tersebut mencapai 160 ribu kiloliter. “Kalau untuk mencukupi semuanya ya itu kurang, harusnya 160 ribu (kiloliter),” ujar dia saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Dia mengklaim, seluruh minyak bersubsidi selalu disalurkan untuk masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Setiap nelayan yang mengambil jatah BBM bersubsidi dilakukan di dermaga labuh SPBUN. Artinya, nelayan yang mengambil jatah BBM tersebut harus membawa langsung dengan menggunakan perahunya. “Iya, lewat laut. Nanti lah kalau jumlah nelayannya yang dapat, saya lagi di luar (di Yogyakarta),” ungkap dia yang saat dihubungi via telepon tengah mengikuti rapat Hiswana Migas di Yogyakarta.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *