BBM Bersubsidi untuk Nelayan Kubu Mengalir ke Industri

banner 468x60

Tim

Kotawaringin News, Pangkalan Bun – Polemik sengkarut pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Statsiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) Kubu Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah, terus bergulir. Kelangkaan BBM bersubsidi untuk nelayan Kubu tersebut disinyalir akibat penyelewengan.

banner 336x280

Berdasarkan informasi yang dihimpun, SPBUN milik H Napsul itu mendapat jatah BBM bersubsidi untuk nelayan sekitar 70 ribu liter setiap bulannya. Puluhan ribu kiloliter BBM bersubsidi itu disalurkan pertamina ke SPBUN Kubu secara bertahap, 14 kali pengiriman per bulan.

Menurut keterangan mantan karyawan SPBUN Kubu, Fajar, tidak semua BBM bersubsidi di SPBUN milik H Napsul tersebut dijual ke nelayan. Jatah BBM untuk nelayan itu sebagian diperjualbelikan kepada perorangan (non-nelayan). Artinya, selain dijual ke nelayan, BBM bersubsidi tersebut juga menjadi jatah pembelian pengetap. “Setahu saya, itu waktu saya masih bekerja di sana, itu yang ngatur Handoko (Menantunya H Napsul), tapi dia (H Napsul) tahu. Kalau pengetapnya itu namanya Selamet, orang (Desa) Kapitan (Kecamatan Kumai). Itu dijual ke (Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit) Gemareksa,” ujar dia saat dikomfirmasi Kotawaringin News melalui sambungan telepon di hadapan sejumlah nelayan.

Baca juga : SPBUN Kubu Diduga Selewengkan BBM Bersubsidi https://www.kotawaringinnews.co.id/spbun-kubu-diduga-selewengkan-bbm-bersubsidi/

Senada, mantan karyawan SPBUN Kubu lainnya, Suryani menyatakan, jatah untuk pengetap diperkirakan masih berlangsung hingga saat ini. Selain itu, permainan minyak bersubsidi tersebut pun sudah berlangsung lama. “Ada jual ke pengetap juga. Jumlahnya cukup banyak,” ujar dia.

Tokoh Masyarakat Desa Kubu, Aliansyah keheranan jika jatah 70 ribu liter BBM bersubsidi tersebut tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sekira 240 nelayan aktif di Desa Kubu. Pasalnya, dia bersama para nelayan telah melakukan hitung-hitungan riil kebutuhan BBM untuk para nelayan Kubu. “Kami sudah melakukan simulasi pembagian. Sebenarnya cukup saja, bahkan bisa lebih itu 70 ribu liter minyak jika memang diperuntukan untuk nelayan yang jumlahnya sekitar 240 kapal.”

Dia pun mempertanyakan, alur pendistribusian BBM bersubsidi tersebut. Pasalnya, sebagian besar nelayan kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi di SPBUN Kubu itu. “Kalau tidak diselewengkan, terus ke mana minyak itu. Kalau memang ada kan itu cukup saja untuk kebutuhan nelayan, tapi nyatanya mereka kesulitan, ada yang sampai 4 bulan gak melaut. Kan ini aneh. Kabarnya memang itu dijual ke industri, ke kebun, kan harganya tinggi,” ucapnya dengan menggebu-gebu.

Sementara itu, Senin (28/1/2019) siang, pemilik SPBUN Kubu, H Napsul tak dapat dihubungi untuk mengkomfirmasi keterlibatannya dalam dugaan penyelewengan BBM bersubsidi tersebut. Meski aktif, H Napsul seolah enggan mengangkat telepon dari Kotawaringin News.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *