
Wakil Bupati Lamandau Riko Porwanto didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Lamandau Eldi serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Lamandau tengah mengecek pengelola limbah PT SAL.
Bayu Harisma
Kotawaringin News, Lamandau – Bau menyengat tercium kala memasuki wilayah PT Sumber Adinusa Lestari (SAL) di Kecamatan Sematu Jaya Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. Kamis (21/2/2019), Wakil Bupati Lamandau Riko Porwanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Lamandau Eldi serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Lamandau mendatangi perusahaan tersebut.
Sesaat memasuki wilayah PT SAL, sejumlah rombongan pun menutup hidung mereka dengan tangannya. Rombongan langsung disambut Manajemen PT SAL. Kemudian, Wabup Lamandau Riko Porwanto bersama rombongan menuju satu ruangan kantor perusahaan itu, untuk berbincang dengan manajemen PT SAL.
Di sana, suasananya cukup santai. Perbincangan Wakil Bupati Lamandau Riko Porwanto dengan Mill Manager PT SAL Bertolumeus S, cukup cair. Namun, managemen PT SAL mulai kelabakan saat ditanyai mengenai pengelolaan limbah. Pasalnya, semerbak bau limbah di perusahaan pabrik kelapa sawit itu cukuplah menyengat.
Menurut Wakil Bupati Lamandau, Riko Porwanto, kunjungan ini menjadi yang pertama kali sejak dirinya menjabat sebagai orang nomor dua di kabupaten berjuluk Bumi Bahaum Bakuba tersebut. Banyaknya laporan masyarakat atas bau limbah PT SAL membuat dirinya melakukan tinjauan langsung lapangan. “Kunjungan ini karena banyaknya laporan dan keluhan masyarakat atas bau limbah yang dihasilkan dari produksi pabrik sawit PT SAL.”
Dia melanjutkan, PT SAL selayaknya mengelola limbah dengan benar. Sehingga, keluhan masyarakat atas bau limbah tersebut teratasi. Dia berharap, PT SAL tidak melanggar setiap aturan dalam pengelolaan limbah.
Sementara itu, Mill Manager PT SAL Bertolumeus S mengklaim, perusahaan ini telah berusaha maksimal untuk menghilangkan bau limbah. Selain, membuat banyak kolam penampungan, manajemen PT SAL telah menanam sejumlah tanaman yang berbau wangi di selasar areal limbah.
Dia berdalih, semakin bau limbah, semakin baik. Pasalnya, bau busuk tersebut dihasilkan kala bakteri pengurai limbah bekerja. “Bau itu karena bakterinya bekerja.”
Namun, dia kelabakan kala ditanya mengenai alur logikanya. Karena penyataan itu artinya, kolam penampungan yang tidak bau, bakteri pengurai limbahnya tidak bekerja. “Bukan begitu juga. Mungkin nanti kita belajar ke perusahaan lain soal pengelolaan limbah ini supaya tidak bau.”
Seperti diketahui, sejak berdiri berproduksi, bau limbah PT SAL selalu menyengat. Dari sejumlah perusahaan yang menghasilkan limbah, hanya PT SAL yang menghasilkan bau menyengat.