Kotawaringin News, Kotawaringin Barat – Kanesha Adisti Putri Hariadi (16 tahun), Pelajar kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Pangkalan Bun Kotawaringin Barat, tanpa malu ia bekerja sebagai kurir pribadi ditengah Pandemi Covid 19 dan menjadi tulang punggung keluarga, Sabtu (5/12/2020).
Selama masa pandemi ini, ia bekerja sekaligus menjadi tulang punggung bagi keluarganya, Adis nama panggilan ini anak kedua dari empat bersaudara, tinggal di jalan
Jalan Moestalim Gang Bayam 1 No 28, kecamatan Arsel ini, sang ibu bernama Nana Septiana.
“Alasan ngurir karena bantuin ibu cari uang, sejak bapak pergi dari rumah dan menikah lagi, ibu jadi single parent dan satu-satunya tulang punggung keluarga”, kata Adis.
Awalnya saya ngurir cuma satu orang saja untuk mengantarkan pesanan kue, semenjak ada pandemi covid 19, saya berinisiatif untuk menerima pesanan orang dan alhamdulillah hingga sekarang saya dapat kepercayaan orang-orang yang minta diantarkan pesanannya, ucap Adis.
Saat ditanya pesanan pelanggan? Adis menjawab tergantung pesanan biasanya ibu-ibu yang berpesan dan saya langsung belanjakan pesananya dan itupun modal sendiri dulu, setelah pesanan sudah kami belikan lalu kami antarkan, sehari bisa sampai 20-30 alamat, ucapnya.
Ia bekerja dari hari ke hari. tetapi Namun, terkadang ia juga dibantu sang ibu kalau berbenturan dengan jam sekolah, ia sampai hafal beberapa pelanggan yang sering minta jasa kurirnya. Pelanggan melalui pesan singkat atau SMS, terang Adis.
Dampak Pahit Covid-19
Semenjak adanya pandemi covid-19, seluruh masyarakat Kobar terkena dampak tak terkecuali Adis dan keluarganya. Ia merasakan perbedaan dan pekerjaannya menjadi sangat tergangggu. Ia dan keluarganya sangat bingung dan sedih.
Untuk sementara waktu harus belajar dari rumah. Harapan satu-satunya adalah menjadi kurir. Mau tidak mau, saat pandemi ini ia menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Selain harus memenuhi kebutuhan keluarganya, ia juga harus memenuhi kebutuhan adiknya yang saat ini masih kecil. “Mana saya juga harus belajar dan mencari nafkah agar kebutuhan keluarga saya bisa berjalan, paling tidak untuk bertahan hidup” ucapnya dengan nada sedih.
Tapi saya tidak boleh menyerah dengan keadaan, Saya harus bisa bikin ibu bahagia dan kedepanya saya harus bisa menjadi pribadi yang kuat dan tetap berbakti kepada ibu, tutup Adis sambil berkaca-kaca. (yusbob)