JAKARTA, Kotawaringin News – Anggota DPR RI asal Kalimantan Tengah, Hamdhani meminta pemerintah, dan jajarannya lebih menjamin kepastian pasokan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, dalam hal ini premium, dan solar, yang banyak digunakan masyarakat, termasuk petani dan nelayan. Dengan memperhatikan kepastian pasokan, kenaikan harga BBM tidak terlalu menimbulkan kehebohan di tengah-tengah masyarakat.
“Pemerintah harus memastikan terjaminnya pasokan BBM subsidi, premium dan solar. Sekarang, banyak SPBU yang tidak lagi menyediakan premium dan solar subsidi, seperti di Kalimantan Tengah, sehingga itu berarti memaksa masyakarakat harus membeli BBM nonsubsidi yang lebih mahal,” kata Hamdhani kepada pers, di Jakarta, Senin (26/2/2018), menanggapi reaksi masyarakat atas kenaikan harga BBM nonsubsidi sejak kemarin.
Menurut Hamdhani, kurangnya ketersediaan BBM subsidi di daerah rentan menimbulkan gejolak di masyarakat, termasuk di beberapa wilayah terpencil di Kalimantan Tengah. Pasalnya, premium, dan solar, BBM subsidi banyak digunakan oleh masyarakat, terutama kaum petani atau nelayan. Kalau BBM subsidi itu menjadi langka, kata anggota Komisi VI itu, masyarakat petani dan nelayan terpaksa menggunakan BBM nonsubsidi, yang lebih mahal.
“Itu artinya, ongkos produksi mereka menjadi lebih mahal. Ini penting diperhatikan, sebagai wujud perhatian pemerintah kepada kalangan petani dan nelayan,” kata anggota Fraksi Partai NasDem DPR itu.
Cadangan minyak
Seperti diketahui, mulai Sabtu, 24 Februari 2018, pukul 00.00 waktu setempat, PT Pertamina (Persero) menetapkan harga baru jenis bahan bakar minyak nonpenugasan (nonsubsidi). Jenis harga BBM yang naik itu, meliputi Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Penyesuaian harga BBM jenis nonsubsidi ini terjadi di semua wilayah, rata-rata antara Rp100 hingga Rp300.
“Evaluasi harga jual BBM jenis umum atau BBM nonpenugasan ini dilakukan secara periodik. Jika harga minyak dunia bergerak naik, harga jual BBM hingga ke konsumen mengalami penyesuaian. Kondisi sebaliknya juga bisa terjadi,” kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito dalam siaran pers.
Harga Pertamax di wilayah Sumatera Utara, Bengkulu, Jakarta, Jabar, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara, naikn Rp300 per liter menjadi Rp8.900 per liter, dari harga sebelumnya Rp8.600.
“Penyesuaian harga BBM jenis nonsubsidi ini terjadi di semua wilayah dengan kenaikan rata-rata antara Rp100 hingga Rp300,” kata Adiatma Sardjito dalam rilisnya.
Berpeluang naik
Satu hal, Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan, harga BBM nonsubsidi berpeluang naik lagi karena dipengaruhi cadangan minyak di pasar yang semakin menipis. Menurutnya, jika OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries/Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi) tidak menaikkan produksinya, harga BBM bisa bergerak naik lagi.
Data yang ada menunjukkan, OPEC sepakat memotong pasokannya sebesar 1,8 juta barel per hari, untuk mendorong harga minyak negara-negara produsen. Kesepakatan tersebut berlaku hingga Maret 2018. Desember tahun lalu, OPEC sepakat memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga akhir 2018. Seiring keputusan tersebut, harga minyak dunia pun bakal ikut terpengaruh.
Publikasi IEA (International Energy Agency) Januari 2018 menunjukkan, produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC, Desember 2017 mengalami penurunan dibandingkan November 2017 sebesar 0.06 juta bph, dari 39,18 juta bph menjadi 39,12 juta bph.
Produksi minyak mentah negara-negara non-OPEC, Desember 2017 menurun dibandingkan November 2017 sebesar 0.35 juta bph, dari 58,95 juta bph menjadi 58,60 juta bph. Acuan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price atau ICP) per 4 Januari 2018 sebesar US$65,59/barel, naik sebesar US$4,69/barel dari semula US$60,90/barel, Desember 2017.
Bisa dilihat peningkatan rata-rata minyak mentah Indonesia itu, sesuai perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional. Harga minyak mentah dunia saat ini pada kisaran US$60-US$65 per barel. Dari tren produksi dan harga minyak mentah dunia saat ini, Fabby memperkirakan, kemungkinan harga minyak mentah dunia dapat menyentuh level US$80 per barel. (*)