SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sangat menginginkan wacana pembangunan Jembatan Mentaya yang merupakan penghubung antara Sampit dengan Kecamatan Seranau segera terealisasi. Sayangnya, Pembangunan tersebut terkendala dana yang begitu besar dan APBD Kotim dinilai tidak cukup untuk merealisasikannya.
”Pembangunan jembatan Mentaya dengan panjang mencapai 1,5 kilometer tidak bisa dianggarkan menggunakan APBD, karena APBD kita masih minim, pembangunan jembatan dianggarkan sekitar Rp1 triliun,” kata Plt Setda Kotim, Halikinnor.
Selain menjadi penghubung, jembatan itu juga diyakini mampu meningkatkan pembangunan dan perekonomian warga di Kecamatan Seranau, serta dapat menarik wisatawan. Dapat menjadi tempat santai bagi warga Sampit terutama pada sore hari sambil melihat pemandangan keindahan Sungai Mentaya yang menjadi kebanggaan warga Kotim.
Pembangunan Jembatan Mentaya Sampit itu merupakan upaya Pemerintah Kotawaringin Timur untuk membuka keterisolasian wilayah. Seperti diketahui, Kecamatan Seranau merupakan daerah kecamatan paling dekat dengan ibukota kabupaten, namun karena terhalang oleh Sungai Mentaya maka pembangunannya agak tertinggal dibandingkan dengan daerah lain.
Daerah terisolir itu meliputi Desa Terantang, Batuah, Mentaya Seberang, Kecamatan Pulau Hanaut, Desa Bapinang, kemudian ke Desa Hantipan hingga tembus ke wilayah kabupaten tetangga, yakni Kabupaten Katingan.
Proyek ini dilakukan secara bertahap sehingga butuh waktu agak lama dan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran. Untuk percepatan pembangunan jembatan agar selesai dengan cepat, Pemerintah Kotim saat ini sedang berupaya meminta bantuan anggaran dari pemerintah Provinsi Kalteng dan pusat.
“Sudah kami ajukan ke pemerintah Provinsi Kalteng dan pusat agar bisa mendapat tambahan anggaran untuk proyek ini, doakan saja diterima agar segera terealisasi,” pungkasnya. (Achmad Syihabuddin/KNews-3)