Kotawaringin News, Kotawaringin Barat – Pemerintah Pusat memasukkan penurunan stunting menjadi target program kerja pemerintah tahun 2019. Hal itu dilakukan, karena pemerintah paham tentang ancaman stunting.
Menurut Wakil Bupati Kotawaringin Barat Ahmadi Riansyah menyebutkan, bahwa Indonesia diperkirakan pada 2030 akan mengalami bonus demografi. Di mana, angka produktif (15-64 tahun) manusia diprediksi mencapai 68 persen dari total populasi dan angkatan tua (65 tahun) sekira 9 persen. Sehingga stunting menjadi ancaman serius.
“Stunting menjadi prioritas. Kami membantu mendiseminasi informasi dan mengkoordinasikan, karena penanganan stunting ini kan tidak tunggal. Tidak hanya urusan Kementerian Kesehatan,” ujar Ahmadi Riansyah, Senin (29/3/2021).
Namun, ini menyangkut masalah sosial, sehingga semua harus bergotong-royong untuk menyelesaikannya, dan gencar melakukan sosialisasi.
Menurutnya, sosialisasi dilakukan baik melalui media maupun terjun langsung untuk bertatap muka dengan masyarakat. Stunting memang masih asing di telinga, namun ia menekankan agar masyarakat tak boleh abai, ucap Ahmadi Riansyah.
Yang pasti menurut Ahmadi, bahwa di Indonesia sejak tahun 2019 masuk lima besar angka tertinggi di dunia, sementara Kalteng di urutan empat besar, harapan kita bahwa Kobar setelah ditetapkan menjadi Lopus di Kalteng merencanakan aksi kedepan,
Lanjut Ahmadi, aksi kedepan yang harus kita lakukan untuk stanting pada hari ini merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, untuk mensinergikan program perencanaan program kegiatan dan penganggaran di masing-masing SKPD, terangnya.
Dimana ini adalah adalah salah satu komitmen kita bersama-sama untuk menurunkan angka stunting berdasarkan target kita di tahun kedepan, ucap Ahmadi Riansyah.
Di tahun 2022 nanti yang menjadi fokus kita adalah kita alokasikan di_12 daerah atau desa, di wilayah desa ini lokasi fokus pendekatan yang kita lakukan adalah berdasarkan beberapa bulan, dimana berdasarkan data yang kita kembangkan secara berkala ada terdapat 12 desa yang harus kita lakukan penanganan secara khusus.
Program-programnya nanti termasuk juga anggaran alokasi dana desa, program Dinas sosial, program pemberdayaan perempuan, kemudian dinas pekerjaan umum, dan kemudian termasuk juga mungkin mitra-mitra pemerintah lain, seperti perusahaan dan swasta akan kita libatkan, kata Ahmadi Riansyah.
“Intinya kita bersama-sama, sehingga harapan kita di tahun 2022 Kobar bisa berada di angka 10%, maksimal ini harapan kita bersama-sama sehingga nanti pada saatnya Provinsi Kalimantan Tengah bisa lebih baik lagi”, pungkasnya. (Yusbob)
