oleh

Prajurit TNI Kodim 1017/Lamandau, Sangkuriang di Batu Hambawang

Oleh : Hendi Nurfalah

OYOM, wanita paruh baya itu tampak syok kala berhadapan langsung dengan pria asing berambut cepak bertubuh gempal yang berdiri tegap persis di depan rumahnya, Rabu 12 Juli 2023 lalu. Oyom yang lahir setahun pasca proklamasi kemerdekaan NKRI ini linglung bukan kepalang kala pria berpakaian serba loreng itu perlahan terus menghampirinya. Sesaat kemudian terucap “Maaf mengganggu nek, gimana nenek sehat?” sapanya.

Berbalut baju daster lengan pendek dan celana selutut motif bunga rose, mata Oyom kian menatap tajam menyimak gerak bibir pria yang mengenakan ban lengan betuliskan Dansatgas TMMD itu. Tentu saja, tulisan itu merupakan simbol bahwa yang dihadapan Oyom adalah Komandan Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun Desa. Namun begitu, indra pendengar Oyom yang hampir berusia seabad ini tak lagi sejelas saat ia remaja. Oyom pun tetap kebingungan. Terlebih, jarang-jarang ia didatangi orang asing di rumahnya. Paling, selain sanak saudaranya, yang datang ke rumah reotnya itu ialah aparat desa setempat yang melakukan pendataan.

Maka tak heran, sebelum mengerti maksud kedatangan pria tegap itu, pikiran Oyom sesaat bak terlempar kemasa lalu, masa pasca kemerdekaan, dimana ketika ada pria berpakaian loreng seperti ini, berarti ada hal-hal genting, situasi kampung sedang tidak kodusif, yang menandakan Oyom dan masyarakat di kampungnya sedang dijaga dan dilindungi.

Namun, dengan pembawaan yang tenang dan penyampaian yang santun dari Letna Kolonel Armed (Letkol Arm) Ari Sugiharto, Oyom-pun perlahan mengerti jika kedatangan tamu ke rumahnya yang mulai lapuk di makan usia itu hanyalah untuk sebuah tugas mulia, yakni pengabdian.

Oyom (77), warga Desa Batu Hambawang saat menghampiri personil Kodim 1017/LMD yang mendatangi rumahnya.

Raut wajah Oyom yang semula tegang perlahan melentur, jemari tangan yang semula kaku kini mulai luwes. Seiring sinar mentari yang mulai meninggi, suasanapun kian menghangat penuh akrab. Wajar saja, bermodal segudang pengalaman yang dilalui, pria yang kini menjabat sebagai Komandan Kodim 1017/Lamandau itu memiliki kecakapan alami dalam menyikapi dinamika di lapangan. Termasuk saat mendatangi Oyom, yang ia perlakukan bak ibu sendiri. Penuh cinta dan kasih sayang. Tak heran, komunikasi yang terjadipun akhirnya bak percakapan ibu dan anak.

Keberadaan Dandim Ari Sugiharto di kampungnya Oyom ternyata tak sendiri, ia membawa ratusan prajurit lainnya yang kala itu ia kumpulkan di Lapangan Desa. Bahkan, tak hanya rumah Oyom yang jadi target kunjungan di hari itu, namun desa tempat tinggal Oyom yakni Desa Batu Hambawang, kecamatan Sematu Jaya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, akan “dikuasai” TNI selama satu bulan ke depan karena telah ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan program TMMD Leguler ke 117 Tahun Anggaran 2023 yang dilaksanakan Kodim 1017/Lamandau.

Dari teras rumah kayu milik Oyom yang berjarak ratusan meter dari lapangan, terdengar sayup-sayup suara prajurit TNI yang sedang membakar semangat melalui yel-yel dan hentakkan sepatunya. Mereka seolah tak sabar untuk segera “betempur” di perkampungan yang pusat desanaya berjarak 6 kilometer lebih di sebelah barat dari akses jalan negara, Trans Kalimantan, Kecamatan Sematu Jaya, Kabupaten Lamandau.

Jauh sebelum hari itu, Kodim 1017/Lamandau di bawah kendali Letkol Arm Ari Sugiharto telah melakukan perencanaan yang matang. Lama ditempa di satuan Armed, Ari Sugiharto dituntut mahir dalam mengendalikan tembakan jarak jauh, meriam yang diluncurkan harus tepat sasaran dan berdampak luas. Begitupun strategi yang ia terapkan untuk menyukseskan program TMMD.

Karenanya, saat akan memulai pelaksanaan TMMD Reguler ke 117 TAhun Anggaran 2023, Ari Sugiharto menyebut jika program TMMD yang dicanangkan dapat tepat sasaran dan menjadi solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat. Termasuk, kata dia, program TMMD yang dilksanakan harus memiliki dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan mengangkat tajuk ‘Sinergi Lintas Sektoral Mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Semakin Kuat’ program TMMD di Desa Batu Hambawang akhirnya dimulai. Berdasarkan sifatnya, ada dua jenis progaram yang disasar, yakni program fisik dan program nonfisik.

Untuk sasaran fisik terdiri dari sejumlah program pembangunan maupun perbaikan fasilitas umum yang rusak, seperti perbaikan badan jalan sepanjang 6.175 meter dan penimbunan badan jalan sepanjang 6.175 meter. Tak hanya itu, pada TMMD kali ini juga mencanangkan revitalisasi drainase kanan kiri jalan sepanjang 5.200 meter dan pemasangan gorong-gorong dengan bahan bis beton sebanyak 20 buah. Tak terkecuali pembersihan dan pengupasan lahan area jalan poros seluas 5.200 meter. Selebihnya, masuk dalam pelaksanaan program fisik TMMD di Desa Batu Hambawang yakni rehabilitasi dua unit rumah warga kurang mampu yang masuk kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), yang salahsatunya adalah rumah milik nenek Oyom.

Sementara itu, untuk program nonfisik pada TMMD kali ini juga mengadakan program sosial dalam bentuk pelayanan serta pengobatan gratis bagi warga, sosialisasi Keluarga Berencana (KB), Posyandu, sosialisasi program penurunan stunting serta sosialisasi tentang wawasan kebangsaan. Tak terkecualai juga sosialisasi tentang rekrutmen prjurit TNI. Sosialisasi ini dilakukan secara menyeluruh, sehingga diharapkan informasi tentang program rekrutmen TNI ini sampai dan dimengerti masyarakat. Adapun anggaran yang tersedia untuk TMMD Reguler ke 117 Tahun 2023 sebesar Rp 2.380.424.318 yang terdiri dari Rp 385.000.000 bersumber dari Mabes TNI, dan Rp 1.995.424.318 bersumber dari Pemkab Lamandau.

Saat gong tanda dimulainya TMMD berbunyi, 150 personel yang terdiri dari parjurit Kodim 1017/LMD, personel lintas sektoral termasuk masyarakat seketika bersiap menyingsingkan lengan bajunya. Mereka bergegas ke “medan tempur’ masing-masing. Tak lupa, peralatan “perang” seperti cangkul, parang, skop, martil, angkong hingga stok air minum meraka bawa.

Tampak salah satu anggota Satgas TMMD bekerja di lokasi sasaran.

Keesokan harinya, dua alat berat jenis ekskavator juga ikut diturunkan, deru mesin meraum di area jalan poros dengan tingkat kerusakan yang parah. Banyak yang tak mengira, alat berat yang diterjunkan kala itu ternyata juga dioperasikan anggota Kodim 1017, tiga prajurut TNI Kodim 1017 Lamandau yang masing-masing adalah Sersan Dua (Serda) Arohmat, Serda Syamsul Hidayat dan Praka Heru Priyatna, bergiliran mengendalikan alat berat dengan piawai. “Saya kira TNI hanya bisa pegang senjata laras panjang, ternyata jago juga mengoperasikan robot (ekskavator) seperti ini. Pak TNI hebat,” cetus Ali Maksum, Penjabat Kepala Desa (Pj Kades) Batu Hambawang kala itu.

Prajurit TNI Kodim 1017/LMD saat mengoperasikan alat berat di lokasi TMMD tahun 2023.

Kehadiran prajurit TNI di Desa Batu Hambawang untuk pelaksanaan program TMMD perlahan mulai dirasakan manfaatnya. Tak melulu soal manfaat dari perbaikan fasilitas umum (fasum) yang sifatnya fisik seperti jalan atau drainase, namun juga perlahan munumbuhkan mentalitas masyarakat. “Awal-awal memang masih ada saja beberapa orang (masyarakat) yang acuh tak acuh, tapi lama-lama melihat pak TNI yang tak ada capeknya akhirnya ikut juga gotong royong. Alhasil, masyarakat sekarang jadi makin kompak,” sebut Ali Maksum.

Ali Maksum mengakui, program TMMD sejalan dengan impian warga Desa Batu Hambawang untuk lebih sejahtera. Sebagai salahsatu desa lokal di kecamatan Sematu Jaya, Desa Batu Hambawang memang belum seperti desa-desa eks trans yang jauh lebih berkembang. Namun dengan dampak TMMD ini, Ali Maksum yakin jika masyarakat Desa Batu Hambawang mampu mengejar ketertinggalan itu.

Harapan Batu Hambawang dapat maju sejajar dengan desa-desa lain diyakini bukan sebatas mimpi di siang bolong. Jika ada cerita rakyat dalam dunia fiksi mengisahkan Legenda Sangkuriang membuat perahu dalam semalam, dalam cerita nyata ada TNI Kodim 1017/Lamandau yang menyulap Batu Hambawang dalam sebulan.

Beberapa hari sebelum program TMMD berakhir, Hendra, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Batu Hambawang juga tampak tak kuasa menahan haru. Betapa, disaat prajurit TNI dan masyarakat Desa Batu Hambawang sedang “sayang-sayangnya”, tak akan lama lagi kebersamaan itu akan berakhir. Namun bagi dia dan masyarakat setempat, apa yang dimulai TNI di desanya adalah sesatu yang tidak ada akhirnya. TNI tak hanya dinilai telah berhasil mempercantik wajah desa, namun juga membangun nilai, mental dan karakter. Karakter cinta tanah air, gotongroyong dan mental pantang menyerah.

Kini, TMMD di Desa Batu Hambawang memang sudah selesai. Namun begitu, nama Dandim Letkol Arm Ari Sugiharto, serta Komandan Korem (Danrem) 102/Pjg Brigjen TNI Bayu Permana sudah terpatri abadi di hati masyarakat setempat. Terlebih-lebih para prajurit TNI Kodim 1017/ Lamandau, mereka bak anak kandung yang akan selalu diterima dengan lapang dada kala kembali.

Karenanya, tak heran jika da ungkapan bahwa “Rakyat merupakan ibu kandung prajurit, ruhnya adalah pengabdian”. Ungkapan ini sering kita dengar sebagai sebuah gambaran tentang posisi Tentara Nasional Indonesia (TNI) di negara ini. Layaknya anak kandung yang siap bertaruh apapun demi sang ibu, TNI-pun dituntut selalu siap siaga penuh waktu, baik lahir maupun batin demi memperjuangkan eksistensi ibu pertiwi.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed