Berburu Tumbuhan Bunga liar di Hutan demi Tren Tanaman Hias

Kotawaringin News, Kotawaringin Barat – Heriadi (38) acapkali melepas penat dengan berpergian menyusuri hutan di sekitar Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat yang tak jauh dari rumahnya. Suatu ketika, ia merekam video perjalanannya di hutan lantaran bingung berbuat apa.

Saat menyusuri hutan itulah ia menemukan berbagai macam tanaman yang seringkali terlihat menghiasi pekarangan rumah. Bermacam tanaman mulai dari Alocasia, Begonia, Amydrium, aneka tumbuhan pakis, kantong semar (nepenthes), keladi (Caladium), aneka melati, aneka anggrek, dan lainnya terlihat tumbuh liar dan rimbun. Sejatinya, hutan tropis itulah habitat asli jejeran tanaman manis yang kini banyak digandrungi pecinta tanaman.

Tak dinyana, saat dia pulang tidak membawa hasil buruannya justru membawa tanaman hias, sang istri malah senang dan menyuruh mencari lagi, ucapnya sambil tersenyum.

“Saya banyak yang enggak tahu namanya. Saya saja tahu Alocasia gara-gara teman saya. Ada follower yang bilang namanya ini, jadi baru tahu,” ungkapnya kepada Kotawaringin News, Sabtu (27/12/2020).

Ia sendiri awalnya hanya tertarik pada hasil buruannya saja. Namun, adanya permintaan istri terhadap berbagai tanaman hias yang dia bawa, mendorong Heriadi untuk turut menekuni hobi tanaman hias. Semenjak itu, ia mulai berburu tanaman hias di hutan.

Heriadi mengaku tak melihat orang luar menjamah hutan tempat biasa dia berburu. Namun, seorang tetangga di lingkungan rumahnya yang juga berprofesi sebagai pengusaha tanaman hias sudah sejak lama mencari tumbuhan liar di hutan.

“Cuma saya enggak barbar kayak orang-orang, paling saya cuma ambil beberapa biji. Saya lihat beberapa orang ambil agak banyak. Memang dia jual tanaman sudah agak lama karena harga tanaman hias sekarang lumayan,” tuturnya.

Heriadi juga hanya mengambil anakan dari tumbuhan incarannya. Anakan tanaman hias ini kemudian dibudidayakan di pekarangan rumahnya. Setelah tumbuh agak besar, dia baru menjualnya, ya sekedar hobi saja, ucapnya sambil tersenyum.

Heriadi memanfaatkan tanah bekas pembakaran sampah yang kerap ditemuinya sebagai media tanam yang dicampur dengan sekam. Untuk penyemaian, dia memanfaatkan gelas plastik bekas. Setelah cukup besar, ia baru memindahkannya ke pot.

Di pekarangan rumahnya, ia telah menanam sejumlah tanaman hias seperti Alocasia reversa, Alocasia baginda (Dragon Scale), Aglaonema, dan Monstera. Namun, tak semua tanaman tersebut didapatkannya dari hutan. Sebagian bibit tanaman dibelinya melalui lokapasar.

“Tanaman hias menguntungkan banget ya. Sebenarnya modal kita enggak banyak. Kita cuma cari bibit, kita tanam tumbuh beranak. Bibit kita beli sekali aja. Terus kita potong-potong,” ujarnya. (yusbob)