Kotawaringin News, Lamandau – Deretan mobil truk bermuatan tandan buah segar (TBS) sawit terparkir rapih tanpa pengemudi di tengah teriknya matahari. Terdengar sayup suara musik dangdut dari bangunan yang dikenal sebagai Anjungan.
Layaknya lounge atau ruang tunggu, para pengemudi dengan santai bercengkerama. Ada yang berselonjoran kaki, menyantap makanan, hingga berkaraoke ria di anjungan milik PT Nirmala Agro Lestari (PT NAL) yang secara khusus dibuat untuk memfasilitasi mitra pemasok buah sawit dari masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, petani sawit mendominasi 40,51% luasan perkebunan kepala sawit Indonesia. Tidak heran, petani menjadi salah satu tonggak pasokan minyak sawit, termasuk perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di Kalimantan Tengah ini.
Pengembangan program kemitraan menjadi prioritas PT NAL dalam memastikan rantai pasok yang berkelanjutan. Mulai dari aspek operasional kebun, hingga fasilitas penunjang dalam mendukung kebutuhan petani dan pemasok TBS, seperti anjungan.
“Biasanya kita ngantrinya di bawah pohon atau warung depan sana, sekarang lebih enak lah bisa di anjungan bisa sambil ngopi atau ngeteh gratis. Bisa santai-santai lah sambil nonton atau nyanyi,” kata Thukul, salah satu pemasok TBS PT NAL sejak tahun 2020.
Thukul mengaku sangat terbantu dengan hadirnya anjungan, terutama dengan hadirnya sistem boarding. Sistem ini mengatur antrian para pemasok bisa mengetahui jadwal pasti dalam memasok TBS sehingga dapat mengefisiensi waktu pada prosesnya.
“Kami mengadopsi dasar kerja sama yang berbasis kemitraan, ini mengubah hubungan transaksional menjadi lebih erat. Ini wujud dari memanusiakan manusia karena bagi kami, petani adalah figure yang tidak bisa dipisahkan dari perusahaan,” ujar Jaswadi, Partnership Area Manager PT NAL.
Tidak kalah penting, perusahaan mendorong penerapan tata kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan di seluruh rantai pasok. PT NAL secara konsisten memberikan pembinaan dan pendampingan bagi mitra petani untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan para petani mitra dalam pengelolaan kebun.
Jaswadi mengungkapkan sarana ini merupakan bagian dari upaya PT NAL dalam mendorong kesejahteraan petani mitra dan keberlanjutan bisnisnya. Memenuhi kebutuhan petani mitra, menurut Jaswadi, menjadi kontribusi publik untuk mewujudkan rantai pasok yang berkelanjutan. (Rls/K2)