Yusro AD
Pangkalan Bun, Kotawaringin News – Persoalan LPG 3 kilogram di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), kian kronis. Selain berharga mahal, gas berlabel subsidi tersebut langka.
Menurut salah seorang warga Pangkalan Bun, Aliman, selain harus merogoh kocek dalam-dalam, masyarakat dipaksa untuk kepayahan mendapatkan LPG 3 kilogram tersebut. Untuk harga di pasaran, LPG 3 kilogram tersebut berkisar antara Rp28 ribu hingga Rp35 ribu per tabung. Tak hanya itu, masyarakat harus berkeliling kota untuk mendapatkan LPG 3 kilogram ini. “Sudah keliling-keliling, tidak dapat pula. Hal ini membuat kita pusing tujuh keliling.”
Alimin berpendapat, peran pemerintah dalam melerai permasalahan LPG 3 kilogram ini nyaris tidak ada. Pemerintah hanya melakukan sidak-sidak yang tak berarti. Meski ada pangkalan melanggar HET, pemerintah tidak serta merta mencabut izinnya. “Kelangkaan gas elpiji 3 kilo bukan kali ini. Tapi sudah berkali-kali terjadi, agen sering di sidak namun tidak keseluruhan agen. Banyak agen gas yang lepas dari pantauan. Setelah dipantau, mana ada ditindak.”
Senada, warga Batu Belaman Sunarty mensinyalir, LPG tersebut diperjualbelikan pangkalan ke warung-warung. Sehingga harga melambung tidak terkendali. “Mana fungsi wakil kita dan pemerintah masa kalah akal sama agen kericikan. Gas 3 kilo selayaknya buat masyarakat kecil malah dipersulit oleh agen-agen tertentu, aneh rasanya mencari di agen susah, tapi di warung ada. Tapi namanya di warung ya harganya mahal berkisar Rp28 ribu sampai Rp35 ribu, berarti agen atau distributor penyuplainya bermain,” ucap dia Rabu (8/11/2017). (KNews-1)