Kotawaringin News, Kotawaringin Barat – BMKG memprediksi puncak kemarau kering tahun 2023 akan terjadi mulai Agustus hingga September karena dampak dari fenomena El-Nino. Musim kemarau tahun 2023 ini dianggap berbeda dibanding tiga tahun sebelumnya.
Kepala BMKG Iskandar Pangkalan Bun Aqil Ikhsan mengatakan, tiga tahun sebelumnya kemarau dibarengi dengan la nina sehingga masih ada hujan.
Sedangkan tahun ini, lanjut Aqil kemarau dibarengi dengan el nino sehingga cenderung kering. Curah hujan rata-rata di bawah normal.
“Hingga Oktober nanti masih kemarau, dan el nino diprakirakan berlangsung sampai akhir tahun,” katanya.
Dengan kondisi tersebut maka potensi karhutla di Kotawaringin Barat harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya dalam pencegahan namun juga pada penanganan.
Kewaspadaan pada potensi karhutla perlu mendapat perhatian lebih, kemarau tahun ini diprakirakan tetap akan turun hujan seperti yang telah terjadi dalam dua hari ini.
“Diprakirakan sampai tanggal 27 September nanti masih ada hujan ringan, semoga ini bisa membantu dalam penanganan karhutla dan juga sedikit mengatasi kekeringan,” harapnya.
Ia juga menyebut bahwa daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin terpantau di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Kalimantan bagian barat hingga Laut Natuna.
Kondisi itu dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan sepanjang wilayah pertemuan udara tersebut.
Kemudian dalam sepekan ke depan, kelembaban udara mencapai lebih dari 70 persen diprakirakan bertahan di lapisan hingga 500mb di sekitar Wilayah Kotawaringin Barat, Lamandau, dan Sukamara.
“Hal ini mendukung potensi pembentukan awan penyebab hujan,” ucapnya.
“Berdasarkan prediksi curah hujan bulanan BMKG, beberapa wilayah akan mengalami curah hujan bulanan dengan kategori rendah (0 – 100 mm/bulan), utamanya pada Agustus – September – Oktober”.
Kondisi ini, kata dia, El Nino merupakan fenomena pemanasan muka air laut yang berdampak pada penurunan curah hujan global, termasuk di RI.
Dampak El Nino sendiri tergantung pada intensitas, durasi, serta musim yang sedang berlangsung. BMKG menyebut dampak El Nino di Indonesia umumnya terasa kuat pada musim kemarau yaitu pada Juli, Agustus, September, Oktober. (Yus)