Kotawaringin News, Kotawaringin Barat – Operasi pemisahan bayi kembar siam dempet dada Muhammad Ibrahim dan Muhammad Abdullah warga Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tergolong operasi yang luar biasa, estimasi biaya yang diperlukan untuk itu juga tergolong besar, Minggu (27/12/2020).
Rencananya Senin, 28 Desember 2020, RSSI bakal menggelar pertemuan dengan Pemkab Kotawaringin Barat (Kobar) untuk membicarakan terkait pembiayaan operasi pemisahan bayi kembar siam ini, dan bagaimana pihak donatur menyerahkan bantuannya,” Kata Direktur RSSI Pangkalan Bun dr Fachruddin.
Tujuannya, menurut Fachruddin, biar jelas agar bantuan tersebut bisa diterima secara resmi dan penggunaannya bisa dipertanggungjawabkan.
“Karena operasi pemisahan bayi kembar siam tergolong operasi yang luar biasa, sehingga semua peralatan dan obat-obatan yang diperlukan wajib tersedia sebelum dan sesudah operasi dilakukan, ini yang harus kita perhatikan dulu,” jelas Fachruddin.
Fachrudin mengatakan perkiraan biaya tersebut berdasarkan penjelasan salah seorang anggota Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD dr. Soetomo.
“Dari pengalaman mereka melakukan pemisahan bayi kembar siam di Kendari, Sulawesi Tengara sekitar setahun lalu, biaya tindakan operasi berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar, belum lagi dengan biaya pra dan pasca operasi, ” terang Fachruddin.
Karena itulah, menurut Fachruddin, tentunya diperlukan bantuan dari para donatur terkait pembiayaan pra hingga pasca operasi.
Seperti diberitakan, Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu RSUD dr. Soetomo datang mengecek langsung ke RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Rabu, 23 Desember 2020 untuk memasyikam apakah rumah sakit tersebut bisa digunakan untuk dilakukannya operasi pemisahan kembar siam serta kondisi fisik si bayi. (yusbob)