Kisah Pilu Mantan TKW yang Terpasung Skizofrenia

banner 468x60

Kumai, Knews – Ia Siti Muslimah (43). Nasib perempuan kelahiran Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah, ini sungguh kasihan. Dari setahun lalu, perempuan ini harus dikurung di gubuk kayu berukuran 3×4 meter. Kakinya dipasung kayu balok panjang 1,5 meter.

Sungguh kasihan Siti ini. Mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia tersebut, kini tak bisa befikir sehat. Ia diagnosa mengalami gangguan kejiwaan yang sangat dahsyat.

banner 336x280

Perempuan yang kini dipasung di Dusun Sintuk RT 11 Desa Sungai Kapitan Kecamatan Kumai itu, digolongkan orang dengan skizofrenia (ODS) –orang dengan gangguan kejiwaan–.

Sebelum mengidap ODS, Siti mempunyai seorang suami bernama Cecep dan dikaruniai 3 orang anak. Bahtera rumah tangga Siti pun begitu harmonis. Hingga pada suatu waktu, karena himpitan ekonomi, Siti yang saat itu tinggal di Pontianak Kalimantan Barat harus hijrah jadi TKW ke Negeri Malaysia.

Selama di Malaysia, Siti menjadi tulang punggung keluarganya yang ditinggal di Pontianak. Siti selalu mengirimkan sebagian besar uang hasil kerja kerasnya untuk kehidupan sang suami dan ketiga anaknya. Untuk sekolah ketiga buah hati.

Namun, kebaikan Siti dikhianati oleh sang suami. Cinta Siti kepada Cecep, dibalas dengan perselingkuhan. Selama Siti di Negeri Jiran, Cecep selingkuh hingga mengawininya. Sungguh tega Cecep. Drama perselingkuhan itu terbongkar saat Siti pulang dari Malaysia.

Siti pun galau. Siti stres. Siti depresi. Sudah selingkuh, sang suami milih untuk bersama selingkuhannya ketimbang balik lagi ke pelukan Siti. Ditambah, Cecep pun membawa ketiga anak hasil buah cintanya dengan Siti.

Tambahlah, beban pikiran Siti. Isak tangis Siti menjadi setiap hari. Siti pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Pontianak kembali ke Kotawaringin Barat, kampung halamannya.

Bukannya sembuh dari depresi, Siti malah mengalami gangguan kejiwaan. Akhirnya, pihak keluarga memutuskan untuk merantai Siti. Namun, rantai saja ternyata tak cukup untuk Siti. Dia sempat melakukan aksi kabur. Karena itu, pihak keluarga pun memasung Siti.

Derita Siti sungguh menyentuh hati. Sungguh menguras tetesan air mata. Ah memang malang nasib Siti ini. Selama dipasung, dia harus tidur tanpa alas. Tanpa selimut. Tanpa kasur. Tanpa bantal guling. Oh kasihan. Kakinya mengecil karena terlalu lama dipasung. Badannya kurus hanya terbalut pakaian dress tanpa memakai celana. Tempat tidurnya, sekaligus jadi WC dan ruang makan Siti. Sungguh sakit melihatnya. Sesak dada ini.

Siti Muslimah (43tahun) ditempatkan keluarga di Gubuk 3×4 meter. (Cecep Herdi/Knews)

Pada akhirnya, dia bakal dimasukan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihung Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Syukurnya, ada aksi peduli warga Kumai. Komunitas ini berhasil mengumpulkan dana sumbangan sebesar Rp5,6 juta untuk Siti.

Tak kalah, Pemkab Kobar melalui Dinas Sosial Kobar ikut membantu. Dinsos memberikan dukungan transportasi rujukan sampai ke RSJ Sambang Lihung Banjarmasin Kalsel plus 2 Petugas dari RSR Kumai.
Semoga lekas sembuh Siti, anak ketujuh dari delapan bersaudara itu. (Bayu Harisma Nugraha/CH)

Tulisan ini didasarkan penuturan adik Siti, Iwansyah (41), saat Cecep Herdi Reporter Kotawaringin News mendatangi gubuk hunian Siti Muslimah di Dusun Sintuk RT 11 Desa Sungai Kapitan Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah, Rabu (30/8/2017).

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *