Pangkalan Bun, KNews – Gas elpiji (LPG) 3 kilogram (kg) kembali langka di Kabupaten Kotawaringin Barat. Bahkan, gas yang diperuntukan kepada masyarakat menengah ke bawah tersebut berubah menjadi barang berharga yang sangat sulit didapat.
Pemerintah diminta turun tangan untuk mengatasi kekosongan setok LPG bersubsidi. Sebab harganya saat ini menembus Rp30.000 hingga Rp40.000 ditingkat pengecer.
Seorang pemilik pangkalan LPG di Pangkalan Bun yang tidak mau namanya disebutkan menuturkan hampir dua bulan ini dirinya hanya mendapatkan kiriman 400 sampai 450 tabung perbulan, padahal sebelumnya ia mendapat kirimin setok mencapai 900 sampai 1000 perbulan.
“Biasanya saya menyalurkan kembali ke pengecer yang sudah terdaftar. Setiap pengecer mendapatkan bagian 10 sampai 20 tabung dengan harga Rp20.000 pertabungnya,” kata dia, Kamis (24/8).
Ia juga menjelaskan, LPG 3 kg kembali ia jual dengan harga Rp18.000 hingga Rp20 ribu pertabung kepada pengecer sebab ada tambahan biaya angkut dan bongkar gas tersebut dari pemasok sampai ke pangkalannya.
Sementara itu Alfian Direktur PT. Kalimantan Sumber Energi (KSE) mengatakan sebenarnya LPG 3 kilo gram tidak langka, hanya saja hampir semua masyarakat menggunakan LPG 3 kilo gram, “Seandainya masyarakat yang mampu mau memakai LPG 5,5 kilo gram, LPG 3 kilo gram gak bakalan sulit didapat,” ucapnya kepada Kotawaringin News.
Namun ketika diminta data terkait berapa jumlah LPG 3 kilo gram yang disalurkan oleh PT. KSE perbulan untuk wilayah Kobar, Alfian enggan menyebutkan. Ia beralasan data tersebut ada dibagian administrasi dan dirinya sedang sibuk mempersiapkan acara Kobar bersholawat, “Nanti ya, saat ini saya sedang repot,” jawabnya. (Hendri/CH)