Bubu Lipat, Inovasi Ramah Lingkungan Tingkatkan Produtivitas Nelayan

banner 468x60

Kotawaringin News, Kotawaringin Barat – Penangkapan ikan ramah lingkungan terus dikampanyekan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di seluruh pelosok Indonesia. Selain untuk menjaga kelestarian ekosistem perairan juga keberlanjutan sumber daya ikan.

Salah satu upayanya dengan inovasi alat penangkapan ikan (API) ramah lingkungan berjenis bubu lipat. Selain ukurannya yang besar, keistimewaan lain adalah dapat dilipat, lebih ringkas dan mudah digunakan oleh nelayan

banner 336x280

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kotawaringin Barat (Kobar), Heppy Kamis, bahwa alat penangkapan ikan (API) ramah lingkungan berjenis bubu lipat ini mempunyai keistimewaan dan ramah lingkungan.

Lanjut Happy Kamis, Diskan Kobar sudah menggelar Pelatihan Teknis Pembuatan Bubu Rajungan dan Rawai Ikan untuk Nelayan Kecil Kabupaten Kobar di Balai Latihan Kerja Transito, Pangkalan Bun. Kegiatan itu dilaksanakan pada 21-23 Juni 2022 yang diikuti sebanyak 40 nelayan kecil di Kobar.

Hepy menginformasikan, sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 18 Tahun 2021 disebutkan bahwa Alat Penangkap Ikan (API) jenis bubu rajungan dan rawai ikan merupakan API yang diperbolehkan.

“Berdasarkan data yang dimiliki Diskan Kobar tahun 2021, jumlah API Bubu Rajungan di perairan laut Kobar berjumlah 750 unit dengan jumlah produksi 1.518 ton. Sedangkan jumlah API Rawai Ikan 38 unit dengan jumlah produksi 258 ton,” jelas Hepy.

Kondisi demikian, lanjut Hepy, membangkitkan gagasan berupa penangkapan Rajungan maupun ikan Bersirip yang berorientasi kepada industrialisasi yang berkelanjutan.

“Kondisi tersebut dikarenakan masih banyaknya pengoperasian alat tangkap yang tidak selektif dan tidak ramah lingkungan, sehingga banyak tertangkap rajungan maupun ikan bersirip yang tidak layak tangkap. Hal ini menyebabkan menurunnya sumber daya perikananan laut,” terangnya.

Sementara, Manis Suharjo selaku Kabid Pemberdayaan Nelayan Kecil juga menjelaskan, pelatihan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan wawasan bagi nelayan dalam membuat bubu rajungan dan rawai ikan dengan tepat dan benar agar dapat meningkatkan produksi tangkap.

Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan keluarga, kata Manis Suharjo.

“Kami berharap kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan selama tiga hari ini yang juga diisi praktek pembuatan serta pengunaan alat tangkap bubu rajungan dan rawai ikan bersirip yang ramah lingkungan, dapat diimplementasikan oleh nelayan di Kabupaten Kotawaringin Barat,” ujar Manis.

Berkaitan dengan itulah, lanjut Manis, maka panitia menghadirkan beberapa narasumber dari Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang Jawa Tengah.

“Kita semua berharap mudah-mudahan kehadiran narasumber ini bisa memberikan pengetahuan serta menambah wawasan baru bagi bapak-bapak pelaku usaha nelayan tangkap dalam upaya meningkatkan produksi tangkapan melalui penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan,” pungkasnya. (Yus)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *