Kotawaringin News, Sampit – Sejak diliburkannya seluruh sekolah anak-anak harus belajar dirumah atau secara daring melalui aplikasi, baik pembelajaran dengan tatap muka maupun pemberian materi dan tugas.
Hal ini tentu melibatkan lebih banyak peran orantua dibanding pembelajaran di sekolah seperti biasanya. Disebutkan oleh salah seorang wali murid yaitu Iqbal, seiring dengan diliburkannya proses pembelajaran disekolah dalam upaya pencegahan Covid-19 sehingga anak-anak diminta untuk tetap dirumah.
“Disaat libur, anak-anak diberikan tugas yang harus diselesaikan dirumah yang akan dikumpul saat proses pembelajaran disekolah diaktifkan kembali. Menurut saya proses pembelajaran dan penilaian terhadap perkembangan anak tidak berjalan dengan efektif yang dimana anak yang belum memahami tugas yang diberikan kebingungan dalam menyelesaikan tugas,” ujar Iqbal, Minggu 23 Agustus 2020.
Menurutnya dikarenakan orang tua di rumah tidak semuanya mengerti apa yang ditugaskan terlebih lagi dikarenakan tingkat pendidikan orangtua yang tidak semuanya orang yang berpendidikan.
“Begitupun dengan penilaian terhadap perkembangan proses pembelajaran peserta didik, tidak menutup kemungkinan tugas yang seharusnya diselesaikan oleh anak, malah dikerjakan oleh orangtua yang mengharapkan nilai anaknya akan menjadi baik setelahnya sehingga hal tersebut terlepas dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,” tandasnya.
Disebutkannya penugasan yang diberikan sekolah selama diliburkannya proses pembelajaran formal dirasa tidak efektif. “Dan saya berharap andaipun ada penugusan, alangkah lebih baiknya guru mata pelajaran terkait melakukan pengawasan terhadap peserta didik yang bisa dikoordinasikan dengan orangtua atau wali murid terkait penjelasan atau metode pembelajarannya,” katanya.
Terpisah wali murid lainnya yakni Susi mengatakan, dirinya tidak keberatan mengajarkan anaknya dirumah karena orangtua juga berperan dalam pendidikan anak.
“Hal ini memang tidak bisa dihindari karena keadaan saat ini, sebenarnya berat juga apalagi dengan keadaan tetap harus membayar spp sedangkan pembelajaran tidak maksimal,” ujarnya. Meski begitu Susi mengaku pasrah saja sambil menunggu ke adaan membaik dan sekolah di aktifkan kembali.
Sumber : Mata Kalteng