
Kotawaringin News, Kotawaringin Barat – Penyajian ketupat untuk dijadikan santapan sehari-hari tidak akan pernah ditemui di pulau Jawa. Pasalnya, ketupat hanya disajikan diwaktu tertentu saja, seperti pengujung bulan Ramadhan atau saat Idul Fitri.
Sementara di Kalimantan Tengah khususnya di RT 5 Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat kuliner ketupat bisa ditemui setiap hari.
Penikmat kuliner ketupat Kandangan tidak perlu datang ke Kalimantan Selatan, cukup di RT 5 Kelurahan Raja kuliner ketupat bisa ditemukan setiap haria. ketupat biasanya disajikan dengan ikan haruan (gabus) yang sudah dimasak dengan tekhnik pengasapan (panggangan). Ketupat Kandangan merupakan jenis sajian ketupat yang disiram dengan kuah santan kental.
Aroma harum menyeruak dari piring tatkkala disajikan oleh sang pramusaji. Bau khas santan kental bercampur kuah ikan haruan menggugah selera. Apalagi pagi hari membuat perut lapar, penikmat pun semakin ingin segera menyantap hidangan.
Di piring, dua potong ketupat terbuat dari beras Banjar pilihan, serta baluran kuah santan kental hampir memenuhi piring, membuat nafsu makan semakin melambung. Dengan menu spesial berupa godokan kepala ikan haruan sungai, berikut telurnya, membuat semua yang dalam piring pindah ke dalam perut tak sampai 15 menit.
Untuk menikmatinya sambil melihat pemandangan Susur Sungai, tak lupa dengan segelas teh manisnya. Usai makan, keringat pun bercucuran pada pagi hari.
Makan ketupat kandangan akan semakin terasa gurih bila menikmatinya dengan tidak memakai sendok, tapi menggunakan tangan. Apalagi bila kita menambahkan kuah santan dengan percikan jeruk nipis.
Dan jangan lupa sambal pedas campuran lombok rawit dan bawang putih dan sedikit kuah santan membuat rasa ketupat kandangan semakin ramai. Ada rasa gurih, manis ikan, dan asam.
Tidak sulit menemukan warung ketupat kandangan Mama Ugi. Hampir semua penduduk Pangkalan Bun tahu lokasinya.
Warung makan yang sudah terkenal itu persis ditepi Sungai Arut di RT 5 Kelurahan Raja, berdinding kayu, dan beralaskan ubin traso, beratap seng ini. Melayani pelanggannya sejak 15 tahun lalu, hingga kini Warung Mama Ugi tidak pernah sepi pembeli, padahal buka mulai pukul. 06.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB.
Memang ketupat asli Kalimantan Selatan ini banyak terdapat di warung-warung makan di Pangkalan Bun. Apa yang berbeda dengan warung Mama Ugi? Rasa dan aromanya tidak pernah berubah sejak 15 tahun lalu. Dan yang lebih penting, harganya sangat terjangkau.
Yuni, seorang pelanggan Warung Mama Ugi, mengungkapkan, untuk makan ketupat Kandangan untuk sarapan pagi, ia tidak pernah pindah ke tempat lain. Menurut warga Pasir Panjang ini menu masakan warung ini sangat beda dibandingkan yang lain, baik untuk masalah rasa maupun pelayanan.
“Warung ini lebih berani di bumbu. Selain itu, walaupun sangat laris, dia tidak akan membedakan pelayanan terhadap semua pelanggannya; tak peduli pejabat atau rakyat, semua sama cepatnya,” ujarnya.
Si empunya warung, Nurlena, yang akrab dipanggil Mama Ugi, menceritakan bahwa ia merintis usahanya sejak 15 tahun yang lalu. Ia hanya belajar dari orang tuanya.
“Pertama kali berusaha makanan ini, saya hanya menempati bedeng kecil di sekitar kelurahan raja,” tuturnya. ”Dan setelah berpuluh tahun usaha ini berkembang, akhinya saya berjualan hingga saat ini yang saya tempati untuk usaha ini.”
Apa resep Mama Ugi ini, sehingga usahanya bisa bertahan hingga puluhan tahun? Dia selalu berprinsip tidak akan pernah mengurangi bumbu untuk masakannya, bahkan lebih ditingkatkan.
“Kita tidak mau pelanggan lari karena kita mencoba-coba untuk mengurangi bumbu. Prinsip saya, pelanggan harus puas dengan masakan yang saya buat,” ujarnya. (Yus)