Ribuan Orang Nonton Bareng Film Panglima Utar di Hari Pahlawan

Tumarno

Kotawaringin News, Kotawaringin Barat – Ribuan orang nonton bareng film dokumenter Panglima Utar ; Perjuangan dari Muara hingga Merah Putih, yang digelar di Halaman Mesjid Al Baidho Kumai Hulu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Minggu malam (10/11/2019).

Film yang sengaja diputar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga khasanah sejarah tersebut, diputar perdana, sekira pukul 21.00 WIB.

Berdasarkan pantauan, masyarakat mulai memadati halaman mesjid Al Baidho sejak seusai Magrib. Menjelang diputarnya Film Panglima Utar, halaman Mesjid Al Baidho sudah dipenuhi para penonton. Bahkan, saking padatnya, sebagian penonton, menonton di luar halaman mesjid.
Sebelum pemutaran film, para penonton itu disajikan video sambutan Bupati Kobar, Hj Nurhidayah. Kebetulan, orang nomor satu di kabupaten berjuluk Bumi Marunting Batu Aji ini tidak bisa menghadiri secara langsung karena tengah melaksanakan umroh di Tanah Suci Mekah.

Dalam video itu, Bupati Kobar Nurhidayah sangat menndukung film dokumenter ini. Dia pun mengapresiasi seluruh stakeholder yang terlibat dalam produksi film dokumenter Panglima Utar. “Dengan pemutaran film Panglima Utar, masyarakat bisa mengingat sejarah perjuangan para pejuang Kobar,” kata Nurhidayah.

Dia memastikan bakal mendukung seluruh aktivitas masyarakat yang mengandung kreativitas dan inovatif. Sehingga dapat mengharumkan nama Kobar. Apalagi, kata dia, film Panglima Utar ini sebagai upaya untuk menjaga serta memelihara sejarah yang ada di Kobar.

Sementara itu sebelumnya, Director Film Dokumenter Panglima Utar ; Perjuangan dari Muara hingga Merah Putih, DW Nugroho mengatakan, Film dokumenter Panglima Utar ; Perjuangan dari Muara hingga Merah Putih yang diproduksi atas kerja sama Borneo Dokumentary Foundation dan Direktorat Sejarah, Direktorat Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI itu terinspirasi dari kisah salah seorang tokoh pejuang di Kumai bernama Panglima Utar. Dia turut bertempur dalam Pertempuran 14 Januari 1946 melawan NICA di Banua Kumai.

“Substansi film ini, kita ingin membangun kesadaran bersama untuk tetap menjaga sejarah. Film ini sebagai langkah awal dalam menyusun puzzle – puzzle history salah seorang pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan RI,” ujar dia.

Film dengan durasi 30 menit itu, disebut DW Nugroho, menyajikan konten dan visual kesaksian – kesaksian juriat serta pelaku sejarah mengenai sosok Panglima Utar. Artinya, film tak hanya menyajikan konten pertempuran dalam mempertahankan kemerdekaan RI di Kumai. Bahkan, film ini dibubuhi sketsa dan ilustrasi untuk menggambarkan suasana pada jaman itu. (Adv)